WARNING!
Artikel-artikel
yang berkaitan dengan emas (gold):
1. Emas: 28 Fakta Menyilaukan Mata Tentang Emas
2. Perbedaan Emas Putih (Emas) dengan Emas Putih (Platina)
3. Pemakaian Senyawa Emas: Obat Radang Sendi dan Covid-19
4. Senyawa-Senyawa
Dari Unsur Emas
5. Sifat Fisika dan
Sifat Kimia (Reaksi Kimia) Unsur Emas
6. Bakteri
Cupriavidus metalliduran : Bakteri yang dapat Mengubah Racun Menjadi Emas
Murni 24K
7. Kegunaan Emas:
Gelas Cranberry atau Gold Ruby dan Lapisan Emas pada Badan Pesawat Pesawat
Luar Angkasa
8. Emas: Penggunaan
Emas di Bidang Industri, Kedokteran, Komputer, Perhiasan, dan Lain-Lain
9. Cara-Cara
Menambang Emas
10. Emas: Inilah
Jenis-Jenis Emas dalam Kehidupan
11. Emas: Sifat,
Karat, dan Uji Kemurnian Emas
Mohon maaf, karena
saya tidak mengaktifkan link pada judul artikelnya. Jika teman-teman tertarik
ingin membacanya, silahkan copy judul artikel, lalu masukan pada kotak "PENCARIAN"
yang ada di blog ini.
|
|
Cincin emas (Sumber gambar: www.thoughtco.com) |
SIFAT DAN KEGUNAAN
Emas merupakan unsur yang yang mempunyai daya
hantar listrik dan panas yang baik. Memiliki warna kuning yang sangat menarik,
sangat liat, mudah ditempa menjadi lembaran yang sangat tipis, dan dapat
ditarik menjadi kawat dengan diameter yang sangat kecil.
Selain itu, emas memiliki sifat yang sangat tidak
reaktif secara kimia. Karena sifat yang tidak reaktif dan memiliki warna yang
menarik, emas banyak dimanfaatkan dalam pembuatan perhiasan, pembuatan gigi
palsu, dan pembuatan reaktor industri kimia yang tahan korosi misalnya pada
industri rayon digunakan logam paduan 70% emas dan 30% paladium.
Emas yang bersifat radioaktif dimanfaatkan untuk
mengobati penyakit kanker. Sedangkan emas dengan kadar murni (24 karat)
digunakan untuk mengangkat sel-sel kulit mati sehingga sel-sel yang telah rusak
akan diperbaharui.
Emas dikatakan sangat tidak reaktif karena pada
kondisi biasa tidak bereaksi dengan sebagian besar pereaksi dan unsur-unsur
yang lain. Asam sulfat pekat, asam fluorida, asam klorida, oksigen, nitrogen,
halogen, selenium, karbon dan hidrogen pada suhu kamar tidak bisa bereaksi
dengan emas. Walaupun demikian, pada suhu tinggi, sekitar 150 ºC, emas dapat
bereaksi dengan brom dan uap air.
Satu-satunya pelarut yang dapat melarutkan emas
adalah air raja atau aqua regia. Air raja merupakan campuran antara asam nitrat
pekat (HNO3) dan asam klorida pekat (HCl) dengan perbandingan volume
1:3. Larutan ini bersifat sangat korosif mengeluarkan uap berwarna kuning.
Hanya larutan inilah yang sanggup melarutkan raksa,
timbal, emas dan platina. Logam-logam ini dianggap sebagai logam yang paling
mulia menurut deret Volta. Karena dapat melarutkan logam mulia maka campuran
ini dinamakan sebagai aqua regia atau air raja.
Namun perlu diperhatikan bahwa air raja sifatnya
kurang stabil, sehingga larutan ini baru dibuat jika akan dipakai.
Reaksi yang terjadi antara emas dengan air raja
sebagai sebagai berikut.
Au(s) + 3HNO3(aq) + 4HCl(aq) →
HAuCl(aq) + 3NO2(g) + 3H2O(l)
Emas yang telah larut dalam air raja dapat diperoleh
kembali dengan cara pengendapan. Oleh sebab itu air raja sering digunakan untuk
memproduksi emas dengan kemurnian tinggi, sekitar 99,99%.
Dalam keadaan tanpa
oksigen natrium sianida dapat bereaksi secara perlahan dengan emas. Tetapi
reaksi akan berlangsung cepat dengan adanya oksigen, berikut reaksinya:
Au(s) + 8NaCN(aq) + O2(g)
+ H2O(l) → 4NaAu(CN)2(aq) + 4NaOH(aq)
Emas sejak diketahui hingga saat ini selalu
dinilai sebagai barang berharga. Berdasarkan peraturan pemerintahan bahan
galian emas termasuk golongan logam vital bersama perak dan platina.
Emas dalam keadaan murni merupakan suatu logam
yang sangat lunak. Untuk mengatasi ini maka emas dicampur dengan satu atau dua
logam lainnya. Umumnya logam yang ditambahkan adalah tembaga, perak, nikel
ataupun platina. Emas yang berwarna merah mengandung tembaga sedangkan emas
putih mengandung paladium dan nikel. Paduan antara suatu logam dengan unsur
logam atau nonlogam disebut paduan atau lakur atau alloi.
KEMURNIAN EMAS
Kemurnian emas dinyatakan dengan karat. Bilangan
karat menunjukan bagian emas yang terdapat di dalam paduan logam. Kadar
kemurnian emas berdasarkan standar internasional:
* Emas 24 karat merupakan
emas murni dan memiliki komposisi 99,99% emas.
* Emas 22 karat memiliki
komposisi 91,7% emas.
* Emas 20 karat memiliki
komposisi 83,3% emas.
* Emas 18 karat memiliki
komposisi 75% emas.
* Emas 16 karat memiliki
komposisi 66,6% emas.
* Emas 14 karat memiliki
komposisi 58,5% emas.
* Emas 9 karat memiliki komposisi 37,5% emas.
Di Indonesia kadar
kemurnian emas diatur menurut SNI (Standart Nasional Indonesia) – No
13-3487-2005. Kadar kemurnian emas berdasarkan SNI sebagai berikut.
# 24 K = 99,00 - 99,99%
# 23 K = 94,80 - 98,89%
# 22 K = 90,60 - 94,79%
# 21 K = 86,50 - 90,59%
# 20 K = 82,30 - 86,49%
# 19 K = 78,20 - 82,29%
# 18 K = 75,40 - 78,19%
Walaupun telah ada standar Nasional, namun
berdasarkan pengalaman empirik, standar kadar emas Indonesia di pasaran sedikit
berbeda, yakni sebagai berikut:
- Emas 24 karat memiliki komposisi 90% emas,
- emas 23 karat mmiliki komposisi 70% emas
- emas 22 karat memiliki komposisi 40% emas dan
lainnya sebagainya.
Hal ini menunjukan bahwa kadar emas di pasaran
nasional sangat berbeda jauh dengan standar internasional.
CARA MENGUJI KEMURNIAN
EMAS
Emas yang biasa dijual dipasaran kualitasnya
sangat tergantung pada perusahaan yang memproduksinya. Terutama untuk emas-emas
yang diperoleh dengan cara pelapisan atau yang disebut penyepuhan. Hal ini
sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dimana cincin atau gelang emas yang
kilaunya memudar. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya membeli emas atau gelang
dari tempat atau perusahaan yang kualitasnya benar-benar dipercaya, walaupun
harganya sedikit lebih mahal.
Untuk mengindari terjadinya kesalahan membeli
emas yang tidak sesuai dengan bilangan karat-nya, berikut akan diberikan
beberapa cara sederhana yang dapat digunakan untuk menguji kemurnian emas.
* Gosoklah emas yang akan
dibeli pada jubin porselin. Setelah digosok jika terbentuk lapisan hitam maka
itu adalat pirit yang dilapisi emas pada bagian atas atau hanya pirit dan
sebaliknya jika setelah digosok terbentuk warna kuning maka itu adalah emas.
pirit adalah senyawaan dari besi dengan belerang dengan warna kuning serta
memiliki kilau seperti emas. pirit memiliki rumus kimia FeS.
* Dekatkan magnet pada
batang atau potongan emas kemudian perhatikan apakah batang emas atau potongan
emas ditarik magnet atau tidak. Pengujian dengan cara ini sangat tergantung pada
kadar emasnya.
Jika emas yang memiliki bilangan karat tinggi
misalnya emas 17 atau 18 karat, maka tarikan magnet akan sangat kecil, hal ini
disebabkan emas dengan bilangan karat tinggi unsur pengotor yang ditambahkan
sangat sedikit.
Jadi unsur pengotor atau unsur yang ditambahkan
inilah yang ditarik magnet. Emas (dalam hal ini murni) tidak ditarik oleh
magnet.
* Gosoklah batang emas
pada kaca atau gelas, jika emas yang diuji mampu menggores kaca atau gelas maka
itu bukan emas atau emas yang memiliki kemurnian sangat rendah.
* Tetesilah emas dengan H2S
jika terbentuk warna hitam maka kemurnian emas tersebut sangat rendah. Hal ini
biasanya hanya dilakukan di laboratorium, tidak dilakukan di toko emas.
* Pengujian dengan Gold
Tester, Yaitu alat yang dapat mendeteksi karat emas dengan cara menempelkan
ujung jarumnya ke perhiasan. Namun kekurangannya atau kelemahan dari alat ini
adalah hanya mampu mendeteksi kadar emas bagian luar dan tidak bisa mendeteksi
bagian dalamnya.
Untuk mengetahui tingkat kemurnian emas secara
teliti dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan X-Ray Fluorescence (XRF) dan niductivity
Couple Plasma Optical Emission Spectrometer (ICP-OES). Menggunakan cara ini
walaupun sedikit lebih mahal tetapi hasilnya lebih pasti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar