WANIBESAKc - Bahan bakar fosil adalah bahan bakar seperti
minyak, gas, dan batu bara. Kita sekarang bergantung pada bahan bakar fosil
untuk memberikan tenaga pada mobil, motor, dan industri. Bahan-bahan bakar ini
terbentuk dari hewan dan tumbuhan yang telah mati ratusan juta tahun yang lalu.
Pembentukan kembali bahan bakar fosil ini membutuhkan waktu yang lama sehingga
disebut tidak
terbarukan.
Hingga hari ini, tak ada satu pun ilmuwan yang
bisa mengetahui dengan pasti jumlah batu bara, minyak, dan gas yang ada di
perut bumi. Namun beberapa ilmuwan menyatakan stok batu bara, minyak, dan gas yang
ada di muka bumi akan habis dalam 30 – 50 tahun mendatang.
Beberapa ilmuwan lagi menyatakan bahwa batu bara,
minyak, dan gas tidak akan pernah habis karena mereka terdapat di seluruh
belahan bumi. Ilmuwan menyatakan akan habis, hanya untuk meningkatkan harganya.
Sebenarnya minyak bumi yang ada di perut bumi
terus mengalir bagaikan air. Karena seperti air maka minyak bumi tidak pernah
habis walaupun digunakan setiap hari. Sedangkan batu bara seperti batu.
Walaupun digunakan setiap hari oleh orang-orang diseluruh penjuru dunia, tetapi
tidak pernah habis dan berkurang. Itulah kehebatan alam. Jadi kita sebagai
manusia tak perlu lagi kuatir suatu saat batu bara, minyak, dan gas akan habis.
Pembakaran hidrokarbon dapat berlangsung secara
sempurna dan tidak sempurna. Perbedaan dua poses pembakaran ini terletak pada
produk yang dihasilkan. Pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan gas karbon
monoksida dan uap air, sedangkan pembakaran sempurna menghasilkan gas karbon
dioksida dan uap air.
Berikut persamaan reaksi umum pembakaran
hidrokarbon.
CxHy + O2(g)
→ CO(g) + H2O(l) (pembakaran tidak sempurna)
CxHy + O2(g)
→ CO2(g) + H2O(l) (pembakaran sempurna)
Selain menghasilkan kedua oksida karbon di atas,
pembakaran hidrokarbon juga menghasilkan oksida belerang dan oksida nitrogen.
Hal ini disebabkan di dalam hidrokarbon terdapat belerang dan nitrogen sebagai
pengotor.
Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut.
S(s) + O2(g) → SO2(g) + SO3(g)
N2(g) + O2(g) → NO2(g)
+ NO3(g)
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merangsang sehingga
keberadaannya sulit dideteksi. Gas karbon monoksida sangat berbahaya bagi
kesehatan, karena dapat membentuk senyawaan dengan hemoglobin (Hb) membentuk HbCO.
Dibanding oksigen, karbonmonoksida 200 kali lebih
mudah berikatan dengan Hb darah. Ikatan yang terbentuk antara hemoglobin darah
dengan karbon monoksida sangat kuat sehingga CO sulit dilepaskan.
Akibatnya jaringan-jaringan tubuh akan kekurangan suplai oksigen, karena Hb
yang seharusnya mengikat oksigen membentuk HbO untuk diedarkan ke seluruh tubuh
tidak terjadi. Hal ini dapat menyebabkan sesak napas, sakit kepala, cepat
leleh, pingsan bahkan kematian.
Konsentrasi maksimum gas karbon monoksida di
udara adalah 50 ppm. Konsentrasi di atas 50 ppm dalam waktu yang lama dapat
menimbulkan kematian. Oleh karena itu, hati-hati menghidupkan mesin di area
yang sempit seperti garasi atau terjebak kemacetan. Di tempat sempit yang
sirkulasi udara tidak lancar, dapat terjadi penumpukan gas karbon monoksida.
Selain dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna hidrokarbon, gas CO dihasilkan
juga dari pembakaran sampah, pembakaran hutan dan beberapa gunung yang aktif
dapat mengeluarkan gas CO, CO2, dan H2S.
Gas karbon dioksida hasil pembakaran sempurna
memiliki karakter seperti gas CO yakni tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
merangsang. Gas karbon dioksida di udara tidak langsung berbahaya pada manusia
seperti gas CO. Karena hal inilah gas CO yang dihasilkan dari pembakaran tidak
sempurna diubah terlebih dahulu menjadi gas karbon dioksida sebelum dilepaskan
ke udara. Alat yang digunakan disebut catalytic
converter, yang berfungsi mengubah gas pencemar udara seperti CO dan NO.
CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)
(katalis Ni)
NO(g) + O2(g) → N2(g) + O2(g)
(katalis Ni)
Walaupun tidak langsung memberi efek negatif pada
manusia, namun keberadaannya dalam jumlah banyak memberikan masalah tersendiri
karena karbon dioksida termasuk salah satu gas rumah kaca.
Salah satu senyawaan belerang yang sangat
berbahaya dari pembakaran hidrokarbon yaitu belerang sulfida (H2S).
Belerang sulfida dalam bentuk cair maupun gas sangat berbahaya bagi kesehatan
bahkan lebih berbahaya dibanding karbon monooksida. Namun keberadaannya segera
diketahui karena memiliki bau seperti telur busuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar