(cdn-asset.hipwee.com/wp-content/uploads/2017/03/hipwee-bensin-750x422.jpg) |
WANIBESAKc
- Bensin atau petrol atau gasolin merupakan campuran beberapa senyawa
hidrokarbon yang mempunyai 6-12 atom karbon. Premium, pertamax, dan pertamax
plus merupakan beberapa contoh jenis bensin yang beredar dipasaran.
Setiap
jenis bensin memiliki kualitas yang berbeda. Kualitas bensin yang baik adalah
bensin yang memberi ketukan (knocking) paling sedikit pada mesin. Sedangkan
bensin yang kurang baik akan memberi ketukan
pada mesin sehingga dapat menimbulkan panas pada mesin dan menimbulkan
getaran yang kasar. Ketukan yang terjadi pada mesin karena pembakaran terlalu
cepat sebelum piston berada pada posisi yang tepat.
Kualitas
bensin sebagai bahan bakar ditunjukan
oleh angka oktana, angka oktan, atau bilangan oktan. Di dalam mesin, campuran
udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume
yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan dari
busi. Karena besarnya tekanan, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara
spontan sebelum percikan api dari busi keluar.
Angka
oktan suatu bensin memberikan informasi tentang seberapa besar tekanan yang
bisa diberikan sebelum bensin tersebut terbakar secara spontan. Jika campuran
gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari
busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini
akan menyebabkan mesin cepat rusak.
Dari
berbagai senyawa yang ada di bensin, dua senyawa yang dipilih sebagai patokan
penentuan angka oktan yaitu n-pentana
dan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana).
Isooktana memberi ketukan paling sedikit pada
mesin dan diberi angka oktana 100, sedangkan n-heptana memberi ketukan paling
banyak pada mesin dan diberi angka oktana 0.
CONTOH SOAL MENGHITUNG ANGKA OKTANA BENSIN
Hitunglah angka oktana bensin mengandung 30%
n-heptana dan 70% isooktana.
PENYELESAIAN
Angka oktan = (30/100 x 0) + (70/100 x 100)
= 70
Angka oktan bensin dapat ditentukan melalui uji
pembakaran sampel bensin untuk memperoleh karakteristik pembakarannya.
Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran
dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang
sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut
digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.
Berbagai senyawa yang biasanya terdapat di dalam
bensin dengan angka oktannya masing-masing sebagai berikut.
Senyawa
|
Angka Oktan
|
•
n-heptana
•
metilsikloheksana
• 2-metil
heksana
• benzena
• 3-metil
heksana
•
metilbenzena
•
2,2-dimetil pentana
•
1-heptena
•
2,3-dimetil pentana
•
5-metil-1-heksena
•
2,4-dimetil pentana
•
2-metil-2-heksana
•
3,3-dimetil pentana
•
2,4-dimetil-1-pentena
• 3-etil
pentana
•
4,4-dimetil-1-1pentena
•
2,2,3-trimetil butana
•
2,3-dimetil-2-pentena
•
n-heksana
• 2,4-dimetil-2-pentena
•
sikloheksana
•
2,2,3-trimetil-1-butena
|
0
104
41
108
56
124
89
68
87
96
77
129
95
142
64
144
113
165
26
135
77
145
|
MODIFIKASI BENSIN UNTUK MENINGKATKAN
KUALITASNYA
Bensin yang dihasilkan dari kolom fraksionasi
tidak langsung digunakan karena memiliki angka oktana yang sangat kecil,
sekitar 50 sampai 55. Hal ini disebabkan bensin hasil fraksinasi terdiri dari
alkana-alkana rantai lurus.
Alkana-alkana rantai lurus sangat cepat terbakar
sehingga akan memberi ketukan pada mesin. Oleh sebab itu, angka oktan bensin
dapat ditingkatkan dengan cara mengubah hidrokarbon berantai lurus menjadi
hidrokarbon bercabang. Alkana-alkana dengan rantai bercabang tidak cepat
terbakar sehingga ketukan pada mesin sedikit. Hal ini dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu:
1. pemutusan secara termal (cracking)
2. penataan ulang (reforming)
3. alkilasi (alkylation).
Cracking yakni suat proses mengubah
molekul-molekul hidrokarbon yang besar menjadi molekul yang lebih kecil.
Reforming yaitu proses mengubah molekul-molekul berantai lurus menjadi
bercabang. Kedua cara ini dilakukan pada suhu tinggi dengan hadirnya katalis,
biasanya katalis logam platina.
ZAT ADITIF DALAM BENSIN
Selain dengan cara di atas, angka oktana bensin
dapat ditingkakan dengan cara menambah zat lain yang disebut zat atau senyawa
anti ketukan (antiknock). Dua zat anti ketukan yang sering ditambahkan
yaitu:
1. TEL (Tetra Ethyl Lead); dan
2. MTBE (Methyl Tertiery Buthyl Eter).
Kini bensin yang mengandung TEL jarang bahkan
tidak digunakan lagi. Hal ini disebabkan, pembakaran bensin yang mengandung TEL
akan menghasilkan senyawa timbal oksida (PbO) yang berwarna hitam dan dapat
menempel pada mesin.
Untuk mencegah terbentuknya PbO, ke dalam bensin
ditambahkan etilen bromida atau 1,2-dibromo etana (CH2BrCH2Br)
atau etilen klorida (CH2ClCH2Cl). Ternyata hal inipun
cukup berbahaya. Hal ini disebabkan karena setelah pembakaran, atom Br dan Cl
dapat bereaksi dengan Pb membentuk timbal bromida (PbBr) dan timbal klorida
(PbCl) yang mudah menguap sehingga akan keluar bersama asap hasil pembakaran.
Timbal yang keluar bersama asap kendaraan bila terhirup oleh manusia akan
mengganggu pembentukan sel darah merah, menggangu proses metabolisme dan dapat
merusak otak.
JENIS-JENIS BENSIN DI INDONESIA
Di Indonesia, terdapat banyak jenis bensin yang
beredar. Beberapa jenis bensin yang ada di Indonesia seperti yang ditunjukan
pada Tabel di bawah ini :
No
|
Jenis
Bensin
|
Diproduksi
oleh
|
Angka
oktan
|
1
|
Premium
|
Pertamina
|
88
|
2
|
Pertalite
|
Pertamina
|
90
|
3
|
Pertamax
|
Pertamina
|
92
|
4
|
Pertamax plus
|
Pertamina
|
95
|
5
|
Pertamax turbo
|
Pertamina
|
98
|
6
|
Pertamax racing
(khusus untuk kebutuhan balap mobil)
|
Pertamina
|
100
|
7
|
Primax 92
|
Petronas
|
92
|
8
|
Primax 95
|
Petronas
|
95
|
9
|
Super 92
|
Sheel
|
92
|
10
|
Supwe extra 95
|
Sheel
|
95
|
11
|
Performance 92
|
Total
|
92
|
12
|
Performance 95
|
Total
|
95
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar