Artikel ini pernah saya muat di blog saya
Wanibesak.wordpress.com.
Dalam laboratorium terdapat beberapa zat yang
dapat digunakan sebagai oksidator. Oksidator yaitu zat yang dapat menyebabkan
zat lain mengalami oksidasi sehingga dirinya sendiri akan mengalami reduksi.
Umumnya unsur-unsur nonlogam merupakan oksidator yang baik karena memiliki
keelektronegatifan tinggi sehingga mudah menangkap atau menarik elektron kearah
dirinya. Walaupun demikian tidak selalu digunakan unsur dalam semua reaksi
kimia.
Dalam laboratorium terutama reaksi redoks yang
dilangsungkan dalam bentuk larutan yang biasa digunakan sebagai oksidator
adalah:
- ion permanganat (MnO4–)
- ion kromat (CrO42-)
- ion dikromat (Cr2O72-)
Ketiga zat tersebut merupakan oksidator yang kuat
dan mudah melepas oksigen sehingga penanganannya perlu berhati-hati. Zat-zat
ini harus disimpan ditempat tersendiri dan tidak boleh berada di dekat zat-zat
organik karena dapat menyebabkan kebakaran.
Bila mengenai anggota tubuh segera bilas dengan
air yang mengalir. Bila mengenai mata segera rendam mata dalam air, hal ini
dapat dilakukan dengan cara membuka mata dalam aquades yang disimpan dalam
baskom atau ember besar. Setelah itu segera di bawa ke dokter atau memberi obat
tetes mata. Bila sampai tertelan segera minum air sebanyak-banyaknya untuk
mengencerkan zat kimia yang tertelan lalu segera di bawa ke dokter. Oleh sebab
itu, dalam melakukan praktikum jangan pernah mengambil larutan dengan cara menyedot.
ION PERMANGANANAT (MnO4-)
Ion permanganat berwarna ungu demikian pula
larutan yang mengandung ion permanganat. Warna tersebut merupakan ciri khas
dari ion permanganat. Biasanya dalam laboratorium ion permanganat diperoleh
dari garam kalium permanganat (KMnO4). KMnO4 merupakan
suatu kristal berwarna hitam keunguan.
Bila terkena cahaya atau dipanaskan pada suhu 230
°C, kalium permanganat akan terurai sesuai reaksi berikut.
2 KMnO4 → K2MnO4
+ MnO2 + O2
Bilangan oksidasi mangan dalam KMnO4
adalah +7. Ketika terjadi reaksi kimia bilangan oksidasi mangan turun atau
mengalami reduksi. Reaksi reduksi mangan dalam KMnO4 bergantung pada
keasaman larutan. Dalam suasana larutan asam kuat mangan direduksi menjadi Mn2+
dan warna larutan memudar (hampir tidak berwarna). Setengah reaksi reduksi ion
permanganat dalam suasana asam.
8H+ + MnO4– + 5e
→ Mn2+ + 4H2O
Dalam suasana netral atau sedikit basa ion MnO4–
direduksi menjadi MnO2 yang tidak larut dalam larutan atau membentuk
endapan. Oleh sebab itu dalam melakukan titrasi pada suasana basa atau suasana
alkalis, larutan yang mengandung ion MnO4– tidak
disarankan karena endapan MnO2 yang terbentuk dapat mengaburkan
titik akhir titrasi. Setengah reaksi reduksi ion permanganat dalam suasana
netral atau alkalis.
2H2O + MnO4– +
3e → MnO2 + 4OH–
Untuk membuat suasana asamsebaiknya dipakai asam
sulfat, karena asam ini tidak menghasilkan reaksi samping. Sebaliknya jika
dipakai asam klorida dapat terjadi kemungkinan teroksidasinya ion klorida
menjadi gas klor dan reaksi ini mengakibatkan dipakainya larutan permanganat
dalam jumlah berlebih. Meskipun untuk beberapa reaksi dengan arsen(III) oksida,
antimon(II) dan hidrogen peroksida, karena pemakaian asam sulfat justru akan
menghasilkan beberapa tambahan kesulitan.
Kalium pemanganat adalah oksidator kuat, oleh
karena itu jika berada dalam HCl akan mengoksidasi ion Cl– yang
menyebabkan terbentuknya gas klor dan kestabilan ion ini juga terbatas.
Biasanya digunakan pada medium asam 0,1 N. Namun, beberapa zat memerlukan
pemanasan atau katalis untuk mempercepat reaksi. Seandainya banyak reaksi itu
tidak lambat, akan dijumpai lebih banyak kesulitan dalam menggunakan reagen
ini.
Reaksi reduksi ion permanganat juga dapat
berlangsung dalam suasana netral dan basa kuat, Perekasi kalium permanganat
tidak merupakan pereaksi baku primer. Sangat sukar untuk mendapatkan pereaksi
dalam keadaan murni, bebas dari mangan(IV) oksida (mangan dioksida).
Lagi pula air dipakai sebagai pelarut sangat
mungkin masih mengandung zat pengotor lain yang dapat mereduksi permanganat
menjadi mangan dioksida.
Timbulnya mangan dioksida justru akan mempercepat
reaksi reduksi permanganat. Demikian juga adanya ion mangan(II) dalam larutan
akan mempercepat reduksi permanganat menjadi mangan dioksida, reaksi tersebut
berlangsung sangat cepat dalam suasana netral. Dengan adanya alasan-alasan
tersebut maka pembuatan larutan baku permanganat dilakukan sebagai berikut.
Larutkan sejumlah (gram) pereaksi dalam air kemudian didihkan selama satu jam
diatas penangas air. Selanjutnya disaring lewat penyaring yang bebas dari zat
pereduksi.
Wadah bertutupkan sumbat kaca yang dipakai untuk
menyimpan larutan, harus benar-benar bebas dari zat pengotor seperti lemak atau
zat pengotor lain. Untuk keperluan ini biasanya wadah tersebut dicuci bersih
memakai campuran larutan kalium dikromat dan asam sulfat pekat, diikuti
pembilasan dengan aquades. Larutan ini sebaiknya disimpan ditempat gelap,
terhindar dari cahaya, karena itu sebaiknya dipakai botol berdinding gelap.
Reaksi asam sulfat pekat dengan KMnO3
membentuk Mn2O7. Reaksi ini berlangsung sangat
eksotermsis dan dapat meledak. Demikian juga dengan asam klorida membentuk gas
glor yang sangat beracun. Reaksi antara asam nitrat dengan alkena akan
memutuskan ikatan rangkap dua dan diperoleh suatu asam karboksilat.
CH3(CH2)17CH=CH2
+ 2KMnO4 + 3H2SO4 → CH3(CH2)17COOH
+ CO2 + 4H2O + K2SO4 + 2MnSO4
KMnO4 juga dapat mengoksidasi aldehida
menjadi asam karboksilat. Misalnya mengoksidasi n-heptanal menjadi asam
heptanoat.
5C6H13CHO + 2KMnO4
+ 3H2SO4 → 5C6H13COOH + 3H2O
+ K2SO4 + 2MnSO4
Selain itu KMnO4 juga dapat
mengoksidasi gugus metil yang terikat pada cincin benzena. Misalnya
mengoksidasi toluena menjadi asam benzoat.
5C6H5CH3 + 6KMnO4
+ 9H2SO4 → 5C6H5COOH + 14H2O
+ 2K2SO4 + 6MnSO4
ION KROMAT (CrO42-) DAN
DIKROMAT (Cr2O42-)
Dalam laboratorium pasti dijumpai garam yang
mengandung ion kromat dan dikromat. Garam yang sering dijumpai yaitu kaliium
dan natrium kromat atau dikromat, seperti:
- Na2CrO7 (natrium kromat)
- K2CrO7 (kalium kromat)
- Na2Cr2O7 (natrium dikromat)
- K2Cr2O7 (kalium dikromat)
Gambat Natrium kromat (Sumber gambar wikipedia.org) |
Gambar Kalium Kromat (Sumber gambar wikipedia.org) |
Gambar Natrium dikromat (Sumber gambar wikipedia.org) |
Gambar kristal kalium dikromat (K2Cr2O7) (Sumber gambar Wikipedia.org) |
Baik ion kromat maupun dikromat mengandung
kromium dengan bilangan oksidasi +6 yang merupakaan keadaan oksidasi tertinggi
dari krom dalam senyawaannya. Oleh sebab itu, dalam reaksi kimia ion kromat dan
dikromat akan mengalami reaksi reduksi. Reaksi reduksi ion kromat dan dikromat
bergantung pada keasaman larutan.
Warna kuning merupakan ciri khas adanya ion
kromat dalam larutan sedangkan warna merah merupakan ciri khas adanya ion
dikromat. Larutan yang mengandung ion kromat yang berwarna kuning bila
diasamakan, akan diperoleh larutan yang berwarna merah jingga karena ion CrO42-
berubah menjadi Cr2O72-.
2CrO42- + 2H+ →
Cr2O72- + H2O
Sebaliknya jika larutan yang mengandung ion
dikromat dibasakan maka ion Cr2O72- berubah
menjadi ion CrO42-.
Cr2O72- + 2OH–
→ 2CrO42- + H2O
Oleh sebab itu, jika reaksi berlangsung dalam
suasana asam yang bertindak sebagai oksidator adalah Cr2O72-
dan sebaliknya bila reaksi dilangsungkan dalam suasana basa yang bertindak
sebagai oksidator adalah CrO42-.
Dalam reaksi kimia bila ion kromat dan dikromat
bertindak sebagai oksidator (ketika direaksikan dengan suatu reduktor) bilangan
oksidasi kromium turun menjadi +3 dan produk yang diperoleh bergantung pada
keadaan keasaman larutan.
Dalam larutan asam ion kromium direduksi menjadi
ion Cr3+, dalam larutan sedikit basa produk reduksinya adalah Cr(OH)3
yang tidak larut dan dalam larutan sangat basa ion kromat direduksi menjadi ion
kromit (CrO2–). Persamaan reaksi yang terjadi sebagai
berikut.
Larutan asam
6e + 14H+ + Cr2O7
→ 2Cr3+ + 7H2O
Larutan sedikit basa
3e + 4H2O + CrO42-
→ Cr(OH)3 + 5OH–
Larutan sangat basa
3e + 2H2O + CrO42-
→ CrO2– + 4OH–
Baik Na2CrO7 (natrium
kromat), K2CrO7 (kalium kromat), Na2Cr2O7
(natrium dikromat) mapun K2CrO7 (kalium dikromat)
bersifat higoskopis sehingga dapat membentuk tetra-, heksa-, dan dekahidrat.
Natrium kromat (Na2CrO4)
digunakan sebagai inhibitor korosi dalam industri minyak bumi, sebagai reagen
pencelupan dalam industri tekstil, sebagai pengawet kayu. Dengan memanfaatkan
isotop Cr-51 dengan waktu paruh 27,8 hari, larutan natrium kromat(VI) digunakan
dalam obat-obatan untuk penentuan volume sirkulasi sel darah merah, waktu
kelangsungan hidup sel dan evaluasi kehilangan darah.
Campuran kalium dikromat dengan asam nitrat 35%
diperoleh suatu larutan yang disebut larutan Schwerter’s yang digunakan untuk
menguji keberadaan berbagai logam terutama perak. Perak murni mengubah larutan
menjadi merah terang, perak sterling (paduan 92,5% perak dengan logam lain
biasanya tembaga atau emas) mengubah larutan menjadi merah gelap, larutan
menjadi berwarna coklat bila kandungan tembaga tinggi bahkan menjadi hijau.
SUMBER RUJUKAN
- James E. Brady. Kimia universitas asas dan
struktur edisi keliama jilid 1.
- Vogel Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan
Semimikro (terjemahan Setiono & Pudjaatmaka) Edisi kelima.
- Underwood, A. L & R. A Day, Jr. 1999.
Analisis Kimia Kuantitatif (terjemahan A. Hadyana Pudjaatmaka) Edisi kelima.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
- Devy Agustyaningsih. 2010. Penetapan Kadar
Kalium Permanganat Menggunakan Fotometer Sederhana Berbasis LED dan CdS Fotosel
Detektor. Skripsi Universitas Negeri Malang Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Program Studi Kimia.
- Wikipedia.org
- cromium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar