Helenite: Batu Berwarna Buatan Manusia yang Terbuat dari Abu Vulkanik

Gambar Tiga spesimen helenit facel berwarna biru, merah, dan hijau. Batu berwarna ini berbentuk oval dengan ukuran sekitar 8 x 6 milimeter. Spesimen ini dibeli pada tahun 2014 dengan harga kurang dari $10 per batu. (Sumber gambar Geology.com)


Helenite merupakan nama dagang yang digunakan untuk gelas buatan manusia yang diproduksi dengan menggunakan abu vulkanik dari letusan Gunung St. Helens tahun 1980. Helenite ini dijual sebagai batuan segi kasar, batu faset, batu jatuh, atau dipasang di perhiasan jadi. Bahan ini telah diproduksi dalam berbagai warna hijau, merah, dan biru, dengan cara menambahkan zat pewarna ke lelehan. Wisatawan yang mengunjungi Gunung St. Helens adalah pasar utama untuk perhiasan batu berwarna baru yang dibuat dengan helenit.

SEJARAH HELENITE
Kisah helenit dimulai sesaat setelah letusan gunung berapi 18 Februari 1980 di Gunung St. Helens yang menyelimuti bagian-bagian dari Amerika Serikat bagian barat laut dengan lapisan tipis abu vulkanik. Letusan tersebut banyak digambarkan di media, dan jutaan orang menjadi penasaran dengan gunung berapi dan dampak yang di timbulkan dari letusan gunung tersebut.

Gambar Sampel abu dari letusan Gunung St. Helens tahun 1980, dikumpulkan dalam waktu singkat setelah jatuh. Abu yang baru jatuh biasanya berupa bubuk abu-abu terang. (Sumber gambar Geology.com)



Segera setelah letusan, orang-orang yang tinggal di dekat gunung berapi mulai membagikan sampel abu dengan teman dan kerabat yang penasaran. Orang-orang yang tinggal di luar area letusan mulai melakukan perjalanan ke daerah yang terkena benturan untuk menyaksikan kehancuran yang terjadi. Banyak dari mereka membawa pulang sejumlah abu untuk ditunjukkan kepada teman dan tetangga. Abu vulkanik ini kemudian dengan cepat menjadi suvenir.
Beberapa hari setelah letusan, pekerja yang menggunakan obor asetilen (acetylene) saat melakukan pekerjaan penyelamatan secara tidak sengaja menemukan bahwa obor tersebut bisa melelehkan abu vulkanik menjadi sebuah kaca yang berwarna hijau. Cerita ini cepat beredar, dan menggunakan eksperimen ditemukan bahwa kaca hijau transparan tembus pandang ini dapat diproduksi ulang di laboratorium dengan memanaskan sampel abu sampai 2700 Fahrenheit dalam tungku suhu tinggi yang diikuti oleh pendinginan yang cepat.
Beberapa orang mulai memproduksi gelas itu, memotongnya menjadi batu-batu segi, memasangnya di perhiasan, dan menjual barang-barang tersebut kepada wisatawan yang berkunjung. Kurang dari satu tahun setelah letusan tersebut, Dharma Trading Company mulai menggunakan nama "Helenite" dalam perdagangan dan mengajukan merek dagang kepada Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat.
Merek dagang ayang mereka ajukan menggunakan nama "Helenite" untuk penggunaan eksklusif mereka dalam memasarkan "kaca dalam sifat permata potong dan permata kasar yang terbuat dari abu vulkanik dari Gunung St. Helens yang bisa digunakan dalam pembuatan perhiasan". Namun merek dagang ini telah dibatalkan. Namun merek dagang lainnya telah diajukan untuk penggunaan kata "Helenite."

KOMPOSISI DAN SIFAT FISIK HELENITE
Helenite adalah bahan buatan manusia dengan sifat yang mirip dengan obsidian. Kesamaan ini telah menyebabkan muncul sejumlah istilah untuk material ini seperti "Mount St. Helens obsidian," "obsidianite zamrud," "ruby obsidianite".
Helenite yang terbuat dari abu Gunung St. Helens, bervariasi dalam komposisi dari satu tempat ke tempat lainnya dan dilepaskan dari komponen larut dengan paparan air hujan. Abu ini memiliki komposisi dasar yang mirip dengan batuan beku yang dikenal sebagai dacite.
Abu ini secara umum terdiri dari :
# 65% SiO2
# 18% Al2O3
# 5% Fe2O3
# 4% CaO
# 4% Na2O
# 2% MgO

Selain itu banyak juga jejak unsur minor yang terdapat pada abu.

PENGGUNAAN HELENITE DI PERHIASAN
Helenite digunakan dalam berbagai jenis perhiasan, termasuk cincin, liontin, anting, dan bros. Bergantung pada warna, Helenite bisa menjadi batu yang atraktif. 
Helenite memiliki kekerasan hanya 5 sampai 5 ½ skala Mohs dan rapuh seperti obsidian atau kaca jendela. Oleh karena itu, Helenite paling baik digunakan pada anting, liontin, bros, dan jenis perhiasan lainnya yang tidak akan menemui dampak atau abrasi. Bahkan dalam penggunaan Helenite harus dianggap sebagai batu yang sangat rapuh. Jika digunakan sebagai batu cincin, tepi faset akan mudah dilipat, wajah akan mudah tergores, dan batu mungkin terkelupas bahkan dengan sedikit benturan.
Orang yang membeli helenite harus tahu bahwa materi ini:
• Tidak diproduksi saat Gunung St. Helens meletus
• Buatan manusia
• Tidak jarang, karena bisa diproduksi dalam jumlah banyak
• Mudah tergores karena kekerasannya yang rendah
• Mudah hancur 
• Warnanya diperoleh dengan cara menambahkan pewarna pada lelehannya.

Helenite adalah batu baru yang dibuat bersamaan dengan kunjungan para turis ke Gunung St. Helens sebagai target pasar. Tanpa kaitan dengan gunung berapi, ketertarikan materialnya mungkin akan menurun karena ada kekhawatiran daya tahan dan penampilan materialnya tidak kompetitif dengan batu berwarna lain dengan daya tahan yang superior.

SUMBER RUJUKAN
-  www.geology.com dengan judul artikel “helenite” (geology.com/gemstones/helenite/) diakses pada tanggal 17 Agustus 2017


Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *