Helenite merupakan nama dagang yang digunakan
untuk gelas buatan manusia yang diproduksi dengan menggunakan abu vulkanik dari
letusan Gunung St. Helens tahun 1980. Helenite ini dijual sebagai batuan segi
kasar, batu faset, batu jatuh, atau dipasang di perhiasan jadi. Bahan ini telah
diproduksi dalam berbagai warna hijau, merah, dan biru, dengan cara menambahkan
zat pewarna ke lelehan. Wisatawan yang mengunjungi Gunung St. Helens adalah
pasar utama untuk perhiasan batu berwarna baru yang dibuat dengan helenit.
SEJARAH HELENITE
Kisah helenit dimulai sesaat setelah letusan
gunung berapi 18 Februari 1980 di Gunung St. Helens yang menyelimuti
bagian-bagian dari Amerika Serikat bagian barat laut dengan lapisan tipis abu
vulkanik. Letusan tersebut banyak digambarkan di media, dan jutaan orang
menjadi penasaran dengan gunung berapi dan dampak yang di timbulkan dari
letusan gunung tersebut.
Gambar Sampel abu dari letusan Gunung St. Helens tahun 1980, dikumpulkan dalam waktu singkat setelah jatuh. Abu yang baru jatuh biasanya berupa bubuk abu-abu terang. (Sumber gambar Geology.com) |
Segera setelah letusan, orang-orang yang tinggal
di dekat gunung berapi mulai membagikan sampel abu dengan teman dan kerabat
yang penasaran. Orang-orang yang tinggal di luar area letusan mulai melakukan
perjalanan ke daerah yang terkena benturan untuk menyaksikan kehancuran yang
terjadi. Banyak dari mereka membawa pulang sejumlah abu untuk ditunjukkan
kepada teman dan tetangga. Abu vulkanik ini kemudian dengan cepat menjadi
suvenir.
Beberapa hari setelah letusan, pekerja yang
menggunakan obor asetilen (acetylene) saat melakukan pekerjaan penyelamatan
secara tidak sengaja menemukan bahwa obor tersebut bisa melelehkan abu vulkanik
menjadi sebuah kaca yang berwarna hijau. Cerita ini cepat beredar, dan
menggunakan eksperimen ditemukan bahwa kaca hijau transparan tembus pandang ini
dapat diproduksi ulang di laboratorium dengan memanaskan sampel abu sampai 2700
Fahrenheit dalam tungku suhu tinggi yang diikuti oleh pendinginan yang cepat.
Beberapa orang mulai memproduksi gelas itu,
memotongnya menjadi batu-batu segi, memasangnya di perhiasan, dan menjual
barang-barang tersebut kepada wisatawan yang berkunjung. Kurang dari satu tahun
setelah letusan tersebut, Dharma Trading Company mulai menggunakan nama
"Helenite" dalam perdagangan dan mengajukan merek dagang kepada
Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat.
Merek dagang ayang mereka ajukan menggunakan nama
"Helenite" untuk penggunaan eksklusif mereka dalam memasarkan
"kaca dalam sifat permata potong dan permata kasar yang terbuat dari abu
vulkanik dari Gunung St. Helens yang bisa digunakan dalam pembuatan
perhiasan". Namun merek dagang ini telah dibatalkan. Namun merek dagang
lainnya telah diajukan untuk penggunaan kata "Helenite."
KOMPOSISI DAN SIFAT FISIK
HELENITE
Helenite adalah bahan buatan manusia dengan sifat
yang mirip dengan obsidian. Kesamaan ini telah menyebabkan muncul sejumlah
istilah untuk material ini seperti "Mount St. Helens obsidian,"
"obsidianite zamrud," "ruby obsidianite".
Helenite yang terbuat dari abu Gunung St. Helens,
bervariasi dalam komposisi dari satu tempat ke tempat lainnya dan dilepaskan
dari komponen larut dengan paparan air hujan. Abu ini memiliki komposisi dasar
yang mirip dengan batuan beku yang dikenal sebagai dacite.
Abu ini secara umum terdiri dari :
# 65% SiO2
# 18% Al2O3
# 5% Fe2O3
# 4% CaO
# 4% Na2O
# 2% MgO
Selain itu banyak juga jejak unsur minor yang
terdapat pada abu.
PENGGUNAAN HELENITE DI
PERHIASAN
Helenite digunakan dalam berbagai jenis
perhiasan, termasuk cincin, liontin, anting, dan bros. Bergantung pada warna,
Helenite bisa menjadi batu yang atraktif.
Helenite memiliki kekerasan hanya 5 sampai 5 ½
skala Mohs dan rapuh seperti obsidian atau kaca jendela. Oleh karena itu,
Helenite paling baik digunakan pada anting, liontin, bros, dan jenis perhiasan
lainnya yang tidak akan menemui dampak atau abrasi. Bahkan dalam penggunaan
Helenite harus dianggap sebagai batu yang sangat rapuh. Jika digunakan sebagai batu
cincin, tepi faset akan mudah dilipat, wajah akan mudah tergores, dan batu
mungkin terkelupas bahkan dengan sedikit benturan.
Orang yang membeli helenite harus tahu bahwa
materi ini:
• Tidak
diproduksi saat Gunung St. Helens meletus
• Buatan
manusia
• Tidak
jarang, karena bisa diproduksi dalam jumlah banyak
• Mudah
tergores karena kekerasannya yang rendah
• Mudah hancur
• Warnanya
diperoleh dengan cara menambahkan pewarna pada lelehannya.
Helenite adalah batu baru yang dibuat bersamaan
dengan kunjungan para turis ke Gunung St. Helens sebagai target pasar. Tanpa
kaitan dengan gunung berapi, ketertarikan materialnya mungkin akan menurun
karena ada kekhawatiran daya tahan dan penampilan materialnya tidak kompetitif
dengan batu berwarna lain dengan daya tahan yang superior.
SUMBER RUJUKAN
- www.geology.com dengan judul artikel
“helenite” (geology.com/gemstones/helenite/) diakses pada tanggal 17
Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar