Azurite: Mineral Biru dalam Bahan Permata, Batu Hias, Bijih Tembaga, dan Pigmen


Azurite dengan Malachite Nodule: Spesimen azurite nodular dan dipoles untuk menunjukan warna birunya yang indah. Spesimen seperti ini akan menjadi bahan permata yang hebat atau batu hias. Azurite ini diperoleh dari daerah Bisbee di Cochise County, Arizona. (Spesimen dan foto oleh Arkenstone / www.iRocks.com)


Azurite adalah mineral tembaga karbonat hidroksida dengan komposisi kimia Cu3(CO3)2(OH)2. Azurite banyak dikenal karena memiliki warna karakteristik yang menarik mulai dari biru sampai biru violet. Warna biru, yang dikenal sebagai "azure (biru langit)", yang nampak seperti warna biru tua dari langit malam yang sering terlihat di atas padang pasir dan lanskap musim dingin.
Warna azurite yang biru sangat menarik perhatian sehingga telah digunakan oleh orang-orang di banyak belahan dunia selama ribuan tahun. Sejak zaman dulu hingga sekarang orang-orang menggunakan azurite sebagai bijih tembaga, sebagai pigmen cat, sebagai batu permata, dan sebagai batu hias.

KEJADIAN GEOLOGIS
Azurite adalah mineral sekunder yang biasanya terbentuk saat air yang mengandung karbon dioksida (CO2) terlarut naik ke Bumi dan bereaksi dengan bijih tembaga yang berada bawah permukaan. Asam karbonat dari perairan ini akan melarutkan sejumlah kecil tembaga dari bijih itu.
Tembaga yang larut dalam air kemudian diangkut sampai mencapai lingkungan geokimia yang baru. Lingkungan baru ini bisa menjadi lokasi di mana perubahan kimia air atau suhu, atau di mana penguapan terjadi. Jika kondisi benar-benar memungkinkan maka mineral azurite akan terbentuk. Jika kondisi ini bertahan lama, maka akumulasi azurite yang signifikan bisa terbentuk. 
Dalam situasi yang jarang terjadi, azurite ditemukan sebagai pertumbuhan stalaktitik dan botryoidal. Kristal monoklin yang terbentuk dengan baik jarang ditemukan.
Malachite adalah mineral tembaga karbonat lain yang terbentuk dalam kondisi yang mirip dengan azurite. Mineral ini sering ditemukan di deposit yang sama dan sering saling bersatu dengan azurite. Ini menghasilkan bahan yang dikenal sebagai azurmalachite. Bila azurmalachite berkualitas tinggi, maka bisa dijadikan bahan lapidary yang indah (ukiran batu yang indah).
Lokasi penting untuk menemukan azurite adalah :
- Amerika Serikat (AS)
- Arizona
- New Mexico
- Utah
- Prancis; dan
- Namibia.

SIFAT FISIK AZURITE
Sifat yang paling diagnostik atau menarik dari azurite adalah warnanya yang biru. Warna biru pada azurite dihasilkan oleh adanya ion tembaga. 
Skala kekerasan azurite hanya 3,5 sampai 4 skala Mohs dan memiliki massa jenis 3,7 sampai 3,9. Massa jenis ini termasuk sangat tinggi untuk mineral non-logam. Azurite dalam asam klorida encer (HCl encer) warnanya akan mengabur dan akan menghasilkan cairan berwarna biru muda.

PROSPEKSI DAN PERTAMBANGAN TEMBAGA
Para Ahli geologi telah tahu bahwa mineral azurite sering ditemukan di bebatuan, di atas endapan bijih tembaga. Hal ini memungkinkan mereka menggunakan azurite sebagai indikator mineral untuk mencari deposit tembaga yang berada di bawah permukaan tanah. 
Keberadaan azurite yang melimpah menunjukkan kemungkinan untuk menemukan bijih tembaga di bawah atau di dekatnya.
Azurite bukanlah mineral yang sangat berlimpah dan jarang ditemukan sebagai deposit yang besar, namun telah banyak digunakan oleh manusia. Azurite telah digunakan sebagai bijih logam tembaga selama ribuan tahun.
Orang-orang Mesir kuno menambang azurite di Semenanjung Sinai dan meleburkannya untuk menghasilkan logam tembaga. Saat ini, deposit azurite tidak cukup besar untuk layak jadikan sebagai tambang tembaga.

PENGGUNAAN AZURITE
PERHIASAN DAN ORNAMEN BATU

Azurmalachite Cabochons: Azurite sering dikaitkan dengan malachite, dan asosiasi tersebut dapat menghasilkan bahan permata yang sangat menarik. Cabochons ini dipotong dari bahan yang dikenal sebagai "azurmalachite" yang diproduksi di Morenci Mine di Arizona. (Gambar milik www.geology.com)

Azurite mudah dipotong dan dibentuk menjadi 
- cabochons
- manik-manik
- ukiran kecil; dan 
- ornamen. 

Walaupun demikian, azurite memiliki masalah yang membatasi penggunaannya dalam perhiasan. Perhatian terbesar adalah kenyataan bahwa azurite memiliki kekerasan Mohs hanya 3,5 sampai 4.
Hal ini menunjukan bahwa azurite cukup rapuh dan mudah pecah. Daya tahan yang lemah ini membuat azurite mudah rusak jika digunakan di cincin, gelang, atau barang perhiasan lainnya yang mengalami abrasi.
Azurite juga perlahan-lahan akan berubah menjadi malachite. Oleh sebab itu perhiasan azurite biasanya disimpan di tempat gelap, jauh dari panas, dan di tempat yang sirkulasi udaranya terbatas. Biasanya azurite disimpan dalam kotak perhiasan atau laci tertutup.

Kristal azurite yang sangat populer di kalangan kolektor mineral karena kelangkaan dan keindahannya. (Spesimen dan foto oleh Arkenstone / www.iRocks.com di download dari geology.com)


Perhiasan Azurite memang sulit dibersihkan. Pembersihan harus dilakukan secara lembut dengan menggunakan kain lembab yang lembut atau dengan air sabun yang dingin. Pembersih abrasi atau pembersihan berlebihan akan merusak batu. Pembersihan ultrasonik dan uap dapat menyebabkan perhiasan azurite rusak.
Ketika perhiasan yang mengandung azurite akan diperbaiki, maka perbaikan harus dilakukan dengan cara yang tidak memanaskan batu. Hal ini disebabkan, mineral hidroksida memang sangat sensitif terhadap panas. Pemanasan akan menyebabkan azurite berubah warna menjadi hijau atau menghitam.



PIGMEN AZURITE
Gambar Pigmen Azurite: Azurite dengan kemurnian tinggi yang telah digiling halus menjadi bubuk dan siap digunakan sebagai pigmen. (Gambar milik www.geology.com)

Azurite yang telah digiling digunakan sebagai pigmen cat biru pada zaman Mesir kuno. Seiring dengan berjalannya sang waktu, penggunaannya menjadi jauh lebih umum. Selama Abad Pertengahan dan Renaisans, pigmen azurite menjadi pigmen biru terpenting yang digunakan di Eropa.
Pada zaman dulu pigmen dari azurite harganya sangat mahal. Hal ini disebabkan, selama Abad Pertengahan terdapat berbagai kesulitan untuk menambang, transportasi lambat, penggilingan dan pengolahan lambat serta sangat sulit. 
Pigmen Azurite mulai diganti secara bertahap pada abad ke-18, ketika ditemukan pigmen buatan manusia seperti "Prusia biru (Prussian blue)" dan "verditer biru (blue verditer)". Pigmen sintetis ini merupakan produk standar dengan sifat seragam dan juga lebih murah untuk diproduksi.
Banyak lukisan pada Abad Pertengahan, sebelum azurite diganti dengan warna biru Prusia, telah menunjukkan kerusakan warna biru. Seiring berjalannya waktu, terpapar atmosfer dan cahaya, azurite perlahan-lahan berubah menjadi malachite.
Sebagian besar pigmen azurite biru yang digunakan selama Abad Pertengahan sekarang telah menunjukkan tanda-tanda sebagai malachite hijau sebagai produk pelapukan. Inilah alasan lain mengapa pigmen buatan sekarang digunakan untuk menggantikan azurite.
Pigmen dan cat Azurite masih tersedia saat ini dan mudah ditemukan. Namun biasanya hanya digunakan oleh pelukis yang ingin menggunakan metode historis dalam pekerjaan mereka.
  
SUMBER RUJUKAN
-  www.geology.com dengan judul artikel “Azurite: A deep blue mineral, gem material, ornamental stone, ore of copper, and pigment” (geology.com/minerals/azurite.shtml) diakses pada tanggal 10 agustus 2017.

1 komentar:

Pupuk Bawang Merah mengatakan...

warna biru batu-nya sungguh indah sekali

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *