Racun Para Raja dan Raja dari Semua Racun

Gambar Arsenic atau Arsen (Sumber gambar Wikipedia)



WANIBESAKc - Di dunia ini sangat banyak jenis zat beracun. Dari semua jenis racun yang diketahui terdapat salah satu racun yang sangat terkenal yang disebut sebagai Racun para raja dan atau Raja dari semua racun. Zat yang disebut sebagai Racun para raja dan atau Raja dari semua racun adalah arsen, arsenik, atau arsenikum (Arsenic). 

Arsen disebut sebagai Racun para raja dan atau Raja dari semua racun karena pada zaman dulu, para raja dan bangsawan sering menggunakan arsen untuk membunuh lawan ataupun musuh-musuhnya. Hal ini disebabkan daya bunuhnya yang sangat kuat, arsen juga pada waktu itu sulit di deteksi. Kini keberadaan arsenik dapat dideteksi melalui tes Marsh.

Daya bunuh arsen pada manusia dilakukan dengan cara merusak sistem pencernaan sehingga seseorang akan meninggal dengan cepat karena shock. Hingga saat ini terdapat beberapa orang terkenal yang di duga meninggal karena keracunan arsen, diantaranya Napoleon Bonaprte,  Munir Said Thalib, dan Huo Yuanjia.
Napoleon Bonaprte adalah seorang kaisar perancis yang berkuasa dari tahun 1804 sampai tahun 1814. Pada masanya Napoleon Bonaprte hampir menguasai seluruh eropa. Hal ini dicapai melalui peperangan, dan adapula yang dicapai dengan cara diplomasi. Munir Said Thalib merupakan seorang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia ketrunan Arab-Indonesia. Beliau meninggal pada tanggal 7 september 2004. Sedangkan Huo Yuanjia adalah seorang pahlawan dari Cina yang berperan penting pada akhir masa pemerintahan Dinasti Qing. 

Arsen merupakan salah satu unsur kimia metaloit yang memiliki simbol As dan nomor atom 33. Di alam arsen memiliki tiga bentuk alotropi dan memiliki warna yang berbeda yakni warna kuning, hitam, dan abu-abu. Ketika di panaskan, arsen akan bereaksi dengan oksigen membentuk arsen oksida dan menghasilkan aroma seperti bawang putih. Berhati-hatilah ketika mencium arom seperti ini ketika membakar sesuatu. Karena bisa saja zat yang dibakar mengandung racun arsenik.
Di Indonesia Arsenik di gunakan sebagai warangan untuk melapisi permukaan keris sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan mencegah bilah keris agar tidak mudah berkarat. Selain itu keberadaan arsen dapat meningkatkan daya bunuh dari keris tersebut.
Arsen ditemukan pertama kali pada tahun 1250 oleh Albertus Magnus. Albertus Magnus dikenal juga sebagai Santo Albertus Agung dan Albert dari Koln dan beliau merupakan seorang biarawan Ordo Dominikan. 

Beberapa negara di Asia, seperti Vietnam, Kamboja, Indonesia, dan Tibet kandungan arsen di dalam tanah sangat tinggi sehingga mampu mencemari air tanah. Hingga saat ini organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization) menetapkan kandungan arsen tertinggi dalam air tanah adalah 50 ppb (bagian per miliar).
Kandungan arsen yang sangat tinggi pada tanah, tidak hanya mencemari air tanah tetapi mampu mencemari hasil pertanian. Hal ini disebabkan arsen yang berada di dalam tanah diserap pula oleh tanaman yang disimpan sebagai cadangan makanan. 
Oleh sebab itu berhati-hatilah ketika mengkonsumsi makanan yang di tanam di daerah yang kandungan arsennya tinggi. Kandungan arsen dalam beras dipertimbangkan oleh WHO adalah sebesar 200-300 ppb (bagian per miliar).

Pada abad ke-18, 19, dan 20, beberapa senyawa arsenik digunakan sebagai obat-obatan termasuk arsphenamine (oleh Paul Ehrlich) dab arsenik trioksida (oleh Thomas Fowler). Arsphenamine serta neosalvarsan digunakan untuk mengobati penyakit syphilis dan trypanosomiasis, namun kini telah diganti oleh antibiotik modern. Sedangkan arsenik trioksida digunakan untuk pengobatan kanker. 
Selain itu para periset telah menemukan bahwa menggunakan arsenik-74 (pemancar positron) dalam mencari tumor akan dihasilkan gambar PET Scan yang lebih baik diganding menggunakan unsur radioaktif iodium-124. Hal ini disebabkan tubuh akan menyerap iodium ke kelenjar tiroid sehingga akan menghasilkan suara sinyal (signal noise).

Dalam dunia industri arsen dan beberapa senyawaannya digunakan untuk memproduksi insektisida, pestisida, herbisida, dan dalam berbagai aloy. Badan pemberantasan penyakit zat beracun Amerika Serikat, dalam hal ini Agency For Toxic Substance and Disease Registry (ATSDR),  menyatakan bahwa efek jangka panjang dari paparan arsenik tidak dapat diprediksi. 
Darah, urin, rambut, dan kuku bisa digunakan untuk menguji keberadaan arsenik, namun tes ini tidak dapat digunakan untuk memperkirakan hasil kesehatan seseorang. Paparan arsen dalam jumlah kecil namun terjadi dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kanker, seperti kanker kandung kemih dan ginjal, kanker hati, kanker prostat, kanker kulit, kanker paru-paru, dan kanker hidung.

Tidak ada komentar:

IKUTI

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *